![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAqk2I82x1YvrAbq5ebhL7o5UghWNvTCzmjxyA8D-XgvHAEWjiN0M5YeNv6YqB9EIQBEzBxaCwdCVCDj9e3kXURmt9yJIzvMzbvaD4jX7NSwffZksxwTaXdZGoSV1kJd1bULLvDO-QW9Q/s320/274110_direktur-umum-lion-group-edward-sirait_663_382.jpg)
Namun, ditegaskan pihak maskapai, mereka selalu melakukan seleksi ketat dalam perekrutan yang dilakukan.
Edward mengungkapkan, semua porter yang direkrut maskapainya di
bawah pengawasan seluruh otoritas keamanan di bandara. Bahkan, sejak
proses perekrutanya pun rekam jejak porter diverifikasi oleh pihak
kepolisian.
"Kami cek, apakah pernah melakukan kriminal," ujarnya ketika diwawancarai tvOne, Minggu 3 Januari 2015.
Dia menegaskan, Lion Air tidak akan segan-segan memberhentikan
seluruh pegawainya yang melakukan tindak pidana merugikan penumpang.
Bahkan, dalam beberapa kasus, sebelum pelanggaran tersebut terjadi
pemberhentian pegawai telah dilakukan.
"Kami juga sudah memberhentikan puluhan porter yang memiliki gejala
misalnya merusak. Itu sudah kami tindak, dan kami tidak tinggal diam,"
ungkapnya.
Lebih lanjut, menurutnya, Lion Air terus melakukan koordinasi
dengan otoritas bandara untuk memastikan keamanan penumpang terpenuhi.
Agar, ke depannya kejadian ini tidak terulang kembali.
"Kami pengguna fasilitas bandara, kami sudah ada kerja sama
keamanan dalam hal lingkungan bandara termasuk bagasi. Pengadaaan cctv
juga terus kami koordinasikan," ungkapnya. (asp)
Pengakuan Porter Pembobol Bagasi Penumpang
Polisi membongkar kasus pembobolan tas
penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Satu
pelaku ditangkap, tiga lainnya masih diburu.
Dari pengakuan pelaku yang berinisial S, pembobolan tas ini sudah berlangsung sejak lama. "Awalnya saya dipaksa sama senior saya yang kerja jadi porter. Saya cuma ikut-ikutan saja, lama-kelamaan jadi biasa," ujar S saat ditanya penyidik Polres Bandara Soeta, Minggu, 3 Januari 2016.
S mengaku selalu mengincar tas atau koper yang mudah dibuka. Dia juga mencari barang-barang seperti ponsel, jam tangan yang sengaja diletakkan di dalam tas penumpang.
"Saya juga enggak tahu bagaimana caranya, cuma kan diajarin. Caranya diputer-puter resleting tas akhirnya bisa dan kebiasaan," kata S.
Kapolres Bandara Soetta, Komisaris Polisi Roycke Langgie, meminta kepada pihak maskapai untuk selalu memperhatikan kerja para kru pesawat.
"Kami dapat laporan dari masyarakat, kalau banyak barang berharga mereka hilang pasca naik pesawat. Setelah diselidiki ternyata pelakunya porter maskapai," ucap Roycke. (one)
Dari pengakuan pelaku yang berinisial S, pembobolan tas ini sudah berlangsung sejak lama. "Awalnya saya dipaksa sama senior saya yang kerja jadi porter. Saya cuma ikut-ikutan saja, lama-kelamaan jadi biasa," ujar S saat ditanya penyidik Polres Bandara Soeta, Minggu, 3 Januari 2016.
S mengaku selalu mengincar tas atau koper yang mudah dibuka. Dia juga mencari barang-barang seperti ponsel, jam tangan yang sengaja diletakkan di dalam tas penumpang.
"Saya juga enggak tahu bagaimana caranya, cuma kan diajarin. Caranya diputer-puter resleting tas akhirnya bisa dan kebiasaan," kata S.
Kapolres Bandara Soetta, Komisaris Polisi Roycke Langgie, meminta kepada pihak maskapai untuk selalu memperhatikan kerja para kru pesawat.
"Kami dapat laporan dari masyarakat, kalau banyak barang berharga mereka hilang pasca naik pesawat. Setelah diselidiki ternyata pelakunya porter maskapai," ucap Roycke. (one)
No comments:
Post a Comment